| Berwisata Sejarah di Bengkulu: Melihat Pemanfaatan Serta Harapan Masyarakat Terhadap Cagar Budaya Bengkulu | Puspita Yudaningrum - Blogger Traveling and Lifestyle

Top Social

Rabu, 07 November 2018

Berwisata Sejarah di Bengkulu: Melihat Pemanfaatan Serta Harapan Masyarakat Terhadap Cagar Budaya Bengkulu



Bengkulu yang dikenal sebagai Bumi Rafflesia memiliki tempat-tempat wisata sejarah yang menarik dan sayang untuk dilewatkan saat berkunjung ke Bengkulu. Ada beberapa Cagar Budaya di Bengkulu yang menjadi saksi bisu sejarah Indonesia. Oh ya, Cagar Budaya Bengkulu ini tergabung ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi dengan wilayah kerja Sumatera Selatan, Bengkulu dan Bangka Belitung.

Apa saja sih cagar budaya yang ada di Bengkulu dan bagaimana perkembangan pemanfaatannya saat ini? Mari kita mulai perjalanan wisata sejarah kita.

1. Benteng Malborough
Benteng Malborough merupakan benteng pertahanan terbesar Inggris di kawasan Asia Tenggara. Benteng ini dibangun pada masa pemerintahan East Indian Company (EIC) di Bengkulu. Selain pernah dikuasai East Indian Company (EIC) selama 140 tahun, benteng ini juga pernah dikuasai Belanda pada tahun 1825-1940, Jepang tahun 1942-1945 dan sejak masa kemerdekaan 1945 – sekarang benteng ini dikuasai bangsa Indonesia.

Pembangunan benteng yang menempati lahan seluas 44.100,5 m2 (panjang 204,5 m dan lebar 107,5 m) ini dilakukan selama 5 tahun dibawah pimpinan empat Deputi Gubernur. Pembangunan tahap pertama diawali oleh Josep Collet tahun 1714 dan diakhiri oleh Thomas Cooke (1719). Bangunan benteng ini terdiri dari gerbang utama, dua pintu masuk, hunian khusus petinggi kongsi dagang, ruang jaga, hunian untuk kondul, pekerja dan pencatat, gudang sarana, sumur, ruang daya dan hunian pribadi prajurit.
Saat tiba di Benteng Malborough kita akan disambut dengan jembatan menuju gerbang utama yang bertuliskan “FORT MALBOROUGH”. Setelah itu kita dapat melihat halaman luas dengan deretan meriam, di sebelah kanan ada deretan bekas ruang tahanan, sedangkan jika lurus ke depan kita bisa melihat deretaan rumah bekas hunian. Di bagian atas benteng ada roof top, dari sini kita bisa melihat langsung Pantai Tapak Paderi yang langsung mengarah ke Samudera Hindia.  Semua tempat ini tentu saja sangat menarik dan bisa dijadikan tempat foto yang instagram able.

Selain memiliki spot foto yang menarik, benteng ini juga terdapat fasilitas yang dapat digunakan sebagai petunjuk atau keterangan tentang benteng dari masa lalu. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain ruang pameran dan ruang audio visual.
Terdapat dua ruang pameran di dalam Benteng Malborough. Di dalam ruang pameran ini kita bisa melihat benda-benda bersejarah sejak zaman pendudukan EIC di Bengkulu. Mulai dari mata uang khusus yang digunakan saat itu, bongkahan peluru meriam, surat perintah kerajaan Inggris untuk pimpinan EIC, dll. Di ruang pameran juga terdapat replika patung Soekarno dan salah satu pimpinan Belanda yang meminta Soekarno merancang tugu peringatan untuk Belanda, namun ditolak secara halus oleh Soekarno.

Saat ini Benteng Malborough memiliki ruang audio visual yang menyerupai ruang bioskop dan dapat menampung sekitar 30 orang. Di ruangan ini pengunjung dapat menyaksikan video tentang sejarah masuknya East Indian Company (EIC), Belanda, Jepang hingga zaman kemerdekaan.

2. Tugu Thomas Parr
Tidak jauh dari Benteng Malborough atau sekitar 170 meter ke arah tenggara dari Benteng Malborough terdapat tugu peringatan atas terbunuhnya Thomas Parr. Masyarakat Bengkulu sering menyebutnya Tugu Bulek (bundar). Thomas Parr merupakan Residen Inggris yang sangat kejam. Ia menerapkan kebijakan dengan mengontrol semua aspek perdagangan, membubarkan Laskar Bugis, mencampuri keputusan pengadilan dan menerapkan tanam paksa kopi.

Kebijakan yang dilakukan Thomas Parr mengakibatkan kekecewaan dan kebencian terhadap Parr. Pada 23 Desember 1807 di rumah kediamannya yang disebut “Mount Felix”, sekelompok orang melakukan penyerangan dan pembunuhan. Akibat kejadian ini Parr terbunuh dan istrinya terluka, Charles Murray sekretaris Parr yang berusaha melindunginya juga meninggal pada 7 Januari 1808.

Thomas Parr dan Charles Murray dimakamkan di dalam Benteng Malborough. Parr memerintah di Bengkulu pada 1805 – 1807, untuk memperingati jasanya, Kerajaan Inggris membangun Tugu Thomas Parr.

3. Makam Inggris
Selain bangunan-bangunan bersejarah, ada juga makam Inggris yang manjadi salah satu cagar budaya di Bengkulu. Makam ini digunakan sebagai tempat pemakaman masyarakat Inggris yang meninggal pada masa pemerintahannya di Bengkulu.


Empat orang anak Stamford Raffles juga dimakamkan di Bengkulu, mereka adalah Leopold Stamford (3), anak kedua Raffles ini meninggal tahun 1821. Setahun kemudian anak ketiganya Stamford Marsed (2) yang lahir di Bengkulu meninggal karena radang usus. Beberapa hari kemudian anak pertama Raffles, Charolatte (4) juga meninggal karena penyakit yang sama pada 14 Januari 1822. Terkahir anak kelima Raffles juga meninggal pada 28 November 1822.

Makam Inggris ini menajdi salah satu destinasi wisata sejarah yang sering dikunjungi wisatawan yang ingin melihat dan mengetahui tentang peninggalan zaman dahulu di Bengkulu.

Setelah menjelajahi cagar budaya penggalan Inggris di Bengkulu, sekarang kita menilik sejarah salah satu bapak pendiri bangsa kita semasa diasingkan di Bengkulu, yaitu Soekarno.

4. Rumah Pengasingan Bung Karno

Rumah pengasingan ini pertama kali dibangun pada 1918, sebelum Bung Karno diasingkan di Bengkulu. Rumah ini merupakan milik seorang pedagang keturunan Tionghoa bernama Tjang Tjeng  Kwat yang merupakan salah satu penyuplai bahan pokok untuk Belanda. Bangunan ini dipengaruhi oleh tiga kebudayaan, yaitu Indonesia (Bengkulu), Tiongkok dan Eropa. Hingga kini rumah ini sudah tiga kali mengalami renovasi, namun tidak mengubah bentuk asli dari rumah tersebut.

Kondisi rumah pengasingan Bung Karno ini masih bagus dan terawat. Di dalam rumah ini terdapat banyak peninggalan Bung Karno, seperti buku-buku yang berjumlah lebih dari 300 buku, kursi tamu kuno, sepeda ontel yang digunakan Bung Karno selama di Bengkulu, foto-foto dokumentasi Bung Karno saat di Bengkulu, dll. Selain itu terdapat dua ruang kamar yang masing-masing terdapat tempat tidur kuno, dan di belakang rumah terdapat sebuah sumur tua.

Rumah pengasingan Bung Karno ini menjadi saksi bisu pertemuan Bung karno dengan Fatmawati pertama kali hingga kisah cinta keduanya di Bengkulu. Sekarang rumah ini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang sering dikunjungi wisatawan saat berkunjung ke Bengkulu. Selain itu pelataran Rumah Bung Karno yang luas sering dijadikan tempat berbagai acara yang berhubungan dengan sejarah.

5. Rumah Fatmawati
First lady Indonesia ini merupakan putri asli Bengkulu. Tentu saja bangsa Indonesia mengenal ibu negara pertama sekaligus penjahit Bendera Pusaka Merah Putih ini. Jika berkunjung ke Bengkulu, jangan lupa untuk mengunjungi Rumah Fatmawati yang letaknya tidak jauh dari Rumah pengasingan Bung Karno.

Jika berkunjung ke Rumah Fatmawati ini kamu akan melihat deretan foto-foto sejarah Fatmawati bersama Bung Karno, tempat tidur kuno dan mesin jahit yang digunakan Fatmawati untuk mejahit Bendera Pusaka Merah Putih. Selain destinasi wisata sejarah, Rumah Fatmawati ini sering dijadikan tempat kegiatan yang berkaitan dengan Yayasan Fatmawati.

6. Masjid Jamik Soekarno
Masjid ini merupakan masjid pertama yang dirancang Bung karno sekitar tahun 1930 semasa pengasingannya di Bengkulu. Letak masjid ini sangat strategis di jantung kota Bengkulu. Saat ini Masjid Jamik Soekarno telah mengalami beberapa kali renovasi, namun tidak mengubah bentuk aslinya.

Setiap harinya masjid ini digunakan sebagai tempat ibadah. Selain itu masjid ini digunakan sebagai sarana bagi para pemuda/i untuk menambah ilmu agama serta pertemuan para tokoh agama.

Bangunan masjid ini memiliki gaya Eropa dengan tiga bangunan yang menyatu. Ketiga bangunan tersebut diantaranya adalah serambi, ruang utama serta tempat berwudu. Bangunan utama masjid berukuran 14,65 x 14,65 m dan di dalamnya terdapat mihrab dengan lebar sekitar 1,60 x 14,65 m. Masjid ini memiliki halaman yang luas dengan pagar besi.

7. Makam Sentot Alibasyah
Sentot Alibayah ini merupakan salah satu sahabat Bung Karno semasa diasingkan di Bengkulu. Sentot Alibasyah merupakan seorang panglima perang Pangeran Diponegoro yang tangguh, beliau diasingkan ke Bengkulu oleh Belanda karena tidak mau membantu Belanda saat perang paderi.

Pada 1885 Sentot menghembuskan nafas terakhirnya di Bengkulu dan dimakamkan di TPU yang sekarang dikenal dengan TPU Sentot Alibasyah serta menjadi salah satu Cagar Budaya yang ada di Bengkulu. Makan Sentot Alibasya ini dijadikan tempat ziarah bagi pengunjung yang datang ke sini.

Apakah hanya itu saja situs sejarah di Bengkulu? Tentu saja tidak. Bengkulu masih memiliki cagar budaya berupa Tugu Hamilton, Bunker Jepang, dll namun yang terkenal dan selalu dimanfaatkan sebagai pariwisata dan kegiatan lainnya adalah cagar budaya seperti yang dijelaskan di atas. 

Bagaimana Harapan Masyarakat Terhadap Cagar Budaya Bengkulu?
Lenny Liem yang merupakan salah satu travel blogger Indonesia dan pernah berkunjung ke beberapa Cagar Budaya Bengkulu mengungkapkan bahwa promosi tempat-tempat wisata di Bengkulu masih sangat kurang. Bengkulu memiliki banyak cagar budaya yang sangat menarik, namun belum banyak diketahui oleh wisatawan luar daerah. Selain itu pemandu wisata di beberapa cagar budaya ini juga tidak selalu ada sehingga pengunjung terkadang kurang mendapatkan informasi tentang tempat yang dikunjungi tersebut. Ia sangat berharap kedepannya ada pemandu wisata yang selalu ada di setiap cagar budaya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Lia Haryana yang merupakan Duta Bahasa Bengkulu 2015 dan perwakilan pertukaran pemuda Indonesia-India 2016. Lia mengungkapkan jika promosi Cagar Budaya Bengkulu masih kurang.

Dari segi pendidikan, pemanfaatan cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah masih sangat kurang. Kebanyakan pengunjung yang datang hanya untuk berfoto, bukan mengetahui lebih mendalam sejarah dari cagar budaya tersebut. Padahal situs ini bisa dijadikan sumber dan media belajar yang sangat bagus, misalnya dengan mengajak murid-murid berkunjung lalu mencari tahu sejarah dari tempat yang dikunjungi.

Pungky Prayitno yang merupakan salah satu senior Blogger Indonesia dan juga Srikandi Blogger 2014 mengungkapkan bahwa Bengkulu memiliki wisata sejarah yang sangat bagus. Bahkan ia sangat takjub dengan wisata sejarah yang ada di kota yang ia kunjungi pada Juli 2017 lalu.

Pungky sangat berharap Cagar Budaya Bengkulu tetap seperti bentuk aslinya sekarang, tidak diberi tambahan spot foto selfie karena akan merusak estetika sejarah dari cagar budaya. Selain itu Bengkulu memiliki banyak anak muda yang sangat peduli dengan sejarah serta kebudayaan Bengkulu. Ia berharap anak-anak muda ini yang menjadi agen promosi, pelestarian serta pemanfaatan Cagar Budaya Bengkulu secara maksimal.

Selain itu menurut seorang guru dan juga penggagas gerakan literasi Rafflesia Membaca, Sri Hardianti mengungkapkan bahwa keberadaan cagar budaya di Bengkulu bisa menjadi sarana belajar yang bagus. Hal ini dikarenakan para pelajar bisa belajar sejarah secara langsung. Pemerintah dan masyarakat tentunya harus terus melestarikan cagar budaya ini agar anak dan cucu kita kelak tetap bisa melihat serta mempelajari sejarah ini secara langsung.

Apa sih yang bisa dilakukan agar Cagar Budaya ini lebih baik?
Dari wawancara dengan beberapa narasumber dari berbagai latar belakang di atas tentang harapan mereka terhadap Cagar Budaya Bengkulu, ada beberpa hal yang bisa kita lakukan untuk perbaikan kedepannya, seperti;

1. Promosi yang lebih maksimal
Promosi wisata menjadi salah satu hal penting dalam memperkenalkan pariwisata. Dalam promosi ini pemerintah serta masyarakat terutama anak muda memiliki peran yang besar. Sosial media bisa digunakan sebagai sarana promosi misalnya instagram dan youtube yang saat ini paling banyak penggunanya. 

Terlebih Bengkulu sekarang sudah memiliki komunitas Generasi Pesona Indonesia (GenPi) yang memiliki misi untuk mempromosikan pariwisata. Terlebih GenPi yang baru saja dideklarasikan berhasil mensosialisasikan kepada masyarakat Bengkulu untuk ikut serta melakukan vote untuk Bukit Kandis sebagai destinasi terfavorit dalam API Award. Jika hal ini terus ditingkatkan tentu saja promosi destinasi cagar budaya juga bisa berhasil.

Selain itu dapat juga dilakukan dengan mengadakan festival khusus yang berkaitan dengan sejarah di Bengkulu sekaligus penawaran paket wisata ke situs-situs bersejarah. Misalnya saja mengadakan Festival Bengkulu Tempo Dulu setiap tahunnya dan melakukan tour ke situs-situs bersejarah dengan mengendarai sepeda ontel. Tentu ini sangat menarik untuk para wisatawan.

2. Adanya Pemandu Wisata
Adanya pemandu wisata yang selalu ada di setiap cagar budaya ini tentunya sangat penting, terlebih bagi pengunjung yang berasal dari luar Bengkulu. Komunitas Pramuwisata Bengkulu bisa lebih dimaksimalkan lagi tugasnya untuk menjadi pemandu wisata di situs-situs cagar budaya di Bengkulu.

3. Memanfaatkan Sebagai Sarana Belajar
Pemanfaatan cagar budaya yang masih kurang untuk sarana belajar tentunya sangat disayangkan. Pemerintah bisa bekerjasama dengan sekolah untuk membuat suatu program kunjungan wisata. Dalam program ini setiap sekolah dan siswa melakukan tour ke situs Cagar Budaya Bengkulu lalu mencari tahu serta mencatat sejarah dari cagar budaya yang dikunjungi tersebut. Khusus di Benteng Malborough yang telah memiliki ruang audio visual, sebaginya pemanfaatannya lebih maksimal sehingga dapat digunakan oleh para pengunjung.

Sebagai generasi muda Indonesia sudah seharusnya kita melestarikan cagar budaya yang memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi ini. Adanya cagar budaya tentunya sangat membantu kita mengenal serta mempelajari sejarah perjuangan bangsa secara langsung, sehingga kita bisa lebih mencintai serta menghargai perjuangan pahlawan dalam merebut kemerdekaan. Yuk wisata sejarah dan lestarikan cagar budaya kita.




#StrategiKebudayaan
#KongresKebudayaanIndonesia
#BPCBJambi
#BentengMarlborough
#RumahPengasinganBungKarno
#MasjidJamikSoekarno
#TuguThomasParr
#BungkerJepangBengkulu
#SetengahAbadBengkuluEmas
#WonderfulBengkulu
#Visit2020
#genpibengkulu
35 komentar on "Berwisata Sejarah di Bengkulu: Melihat Pemanfaatan Serta Harapan Masyarakat Terhadap Cagar Budaya Bengkulu"
  1. Selain pulau Jawa aku belum pernah ke daerah lainnya di Indonesia, jadi pengen ke Bengkulu juga jadinya :)

    BalasHapus
  2. Di Bengkulu byk tempat bersejarah ya mba, aq blm pernah nih ke Bengkulu msti di list dulu nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya banyak dan pantinya menarik mbak. Yuk ke Bengkulu :)

      Hapus
  3. Bengkulu kental sekali dengan kisah Bung Karno dan Pemerintahan Inggris. Memang sepatutnya genersi muda lebih aware degan cagar budaya bukan buat sekedar eksis semata.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup. Bener banget kak Nurul. Generasi muda harus banget ini peduli untuk melestarikan cagar cagar budaya.

      Hapus
  4. Twmpat-tempat wisata sejarah memang harus banyak publikasinya dan sering ya Mbak biar banyak yang kenal dan terutama yang muda2juga kenal sehingga bisa menghargai sejarah dan peninggalannya.

    BalasHapus
  5. Balasan
    1. Hallo pak guru hits. Ayok pak ke Bengkulu lagiii.. hehe

      Hapus
  6. Iya saya blum ke Bengkulu mba.. kepingn bngt explore nih melihat Dr dekat

    BalasHapus
  7. Oh jd makamnya anak anak Raffles di Bengkulu ya? Kalau istrinya dimakamkan di kuburan Belanda Jakarta sekarang jd museum prasasti. Istri raffless adalah sosok penyuka bunga makanya kebun raya bogor dibuat atas kecintaan raffles thd istrinya ini



    thanks for sharing ya mba,, jd nambah wawasan soal sejarag lagi deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak bener, 4 orang anak-anak Raffles dimakamkan di Bengkulu. Wah sayang banget ya Raffles sama istrinya. Aku jadi baper *eh

      Hapus
  8. Selalu bangga dengan cagar budaya yang dimiliki Indonesia, nggak pernah lelah berkelilingnya ya Mba.
    Bangunan bersejarah selalu menyimpan, cerita sendiri yang kadang juga menyakitkan soal perjuangan jaman dulu

    BalasHapus
  9. banyak sekali aja agar budaya yang ada di sini jadi bisa juga wisata sejarah di sini saya kemarin pas ke Bengkulu aku cuma sebentar nggak terlalu banyak datang ke tempat sejarahnya karena nggak keburu waktunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah kapan itu kak ke Bengkulu? Next time kalo ke Bengkulu kudu mampir ke tempat wisata itu ya kak.

      Hapus
  10. Dari sekian tempat ini, ternyata saya belum pernah ke makam Sentot Alibasyah. Padahal pahlawan nasional, mudah-mudahan suatu hari bisa ke sana dan tetap terawat cagar budaya di Bengkulu

    BalasHapus
  11. Bengkulu punya sejarah yang unik, ketika Indonesia semuanya dijajah Belanda (kecuali timor), hanya Bengkulu yang berada di bawah kekuasaan Inggris, sampai akhirnya ditukarkan dengan Singapura. Tentunya, keunikan zaman kolonial dan postkolonial menjadikan daya tarik cagar budaya Bengkulu selalu menarik untuk disimak, baik oleh pecinta sejarah maupun wisatawan biasa.

    BalasHapus
  12. Semoga wisata Bengkulu makin banyak yg mengenal ya mbak. Jadi kangen pengen pulang Bengkulu nih mbak, udah lumayan lama gak pulang

    BalasHapus
  13. Terima kasih tulisannya jadi obat kangen Bengkulu. Masya Allah... Kenangan semua itu heheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama mbak Naqi. Hayulah pulang ke Bengkulu hehe

      Hapus
  14. Semoga akan tetap dijaga dan dilestarikan oleh anak cucu. Aamiin

    BalasHapus
  15. saatnya cagar budaya dilestarikan dan banyaknya promosi jadi banyak orang ingin wisata sejarah

    BalasHapus
  16. Selamat ya! aku heran sama BPCB Jambi terkait renovasi Rumah bung karno yang sekarang, coba lah tengok kalau seolah2 warga Bengkulu tidak menyukai kehadiran Bung Karno di Bengkulu. ada tulisannya yang di tempel. dan itu bikin sedih

    BalasHapus
  17. Yang paling sering kita kunjungi sekarang Rumah Pengasingan Bung Karno yak, karena pas di sebelah Pasar Singgah Bung Karno. Bener banget, kebanyakan datang cuma buat foto-foto doang, padahal ada banyak cerita sejarah yang bisa digali di Bengkulu.

    BalasHapus
  18. Paling asyik tuh di Benteng Marlborough, bisa ngeliat Bengkulu dari ketinggian.. Terus bisa belajar sejarah di ruang pameran dan ruang audio visualnya.

    BalasHapus
  19. belom pernah deh ke rumah ibu Fatmawati. kalok kke rumah Bung Karno sering...

    BalasHapus
  20. Mpo sudah tahu tempat pengasingan bung Karno dan rumah Fatmawati.

    Inilah yang bikin kita harus tapi malu karena banyak objek wisata cagar budaya yang bagus di bengkulu tapi Mpo belum kunjungi

    BalasHapus