| Archive for September 2017

Top Social

Featured Posts Slider

Sabtu, 09 September 2017

Wisata Sejarah Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu

Soekarno:
“Fat, kekasihku yang manis. Kartu pos ini kutuliskan tengah-tengah malam, sepulangku dari jamuan yang hendak berangkat. Pikiran dan hatiku terbayangkan engkau.”

Fatmawati
“Meski Betawi kota yang kaya, Bengkulen adalah kota. Janganlah lupakan dan tinggalkan.”

Begitulah bunyi surat cinta yang dituliskan bung Karno untuk ibu Fatmawati.

Bengkulu merupakan titik awal pertemuan bung Karno dengan ibu Fatmawati yang kemudian menjadi istri ketiga beliau sekaligus ibu negara pertama Indonesia. Bung Karno diasingkan di Bengkulu tahun 1938-1942 setelah sebelumnya diasingan di Ende, Flores. Saat diasingkan di Bengkulu, beliau ditemani istri keduanya, Inggit Ganarsih dan kedua anak angkatnya, Ratna Djuami dan Sukarti/Kartika serta seorang pembantu bernama Riwu.

Rumah pengasingan bung Karno pertama kali dibangun tahun 1918, sebelum bung Karno diasingkan di Bengkulu. Rumah ini merupakan rumah seorang pedagang keturunan Tionghoa bernama Tjang Tjeng Kwat yang merupakan salah satu penyuplai bahan pokok untuk Belanda. Setelah masa kemerdekaan, bangunan ini pernah dijadikan sebagai markas perjuangan (Markas RRI), rumah tinggal AURI, Stasiun RRI, dan terakhir Kantor Pengurus KNPI Dati I dan II.

(Baca Juga: Benteng Malborough, Wisata Sejarah Kekinian

Rumah yang sekarang beralamat di jalan Soekarno-Hartta, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu ini dipengaruhi oleh tiga kebudayaan, yaitu Indonesia (Bengkulu), Tiongkok dan Eropa. Rumah ini sudah tiga kali mengalami renovasi, namun tidak mengubah bentuk asli dari rumah tersebut.  

Salah satu sudut rumah pengasingan Bung Karno bergaya Eropa
Di rumah pengasingan tersebut terdapat ruang kerja bung Karno yang masih terawat dengan baik. Pada ruangan tersebut terdapat buku-buku yang pernah dibaca bung Karno selama pengasingannya di Bengkulu. Buku-buku tersebut berjumlah 333 judul buku berbahasa Inggris, Belanda dan Mandarin. Pada bagian ruang tamu, terdapat kursi tamu kuno namun kondisinya masih bagus dan juga sepeda ontel yang dahulu dipakai bung Karno selama di Bengkulu.

Ruang Kerja Bung Karno


Buku-buku Bung Karno

Sepeda Bung Karno

Rumah ini memiliki dua kamar. Satu kamar merupakan kamar tidur bung Karno dan ibu Inggit dan kamar lainya merupakan kamar dari Ratna Djuami dan Sukarti/Kartika. Saat tinggal di rumah bung Karno, Fatmawati juga tidur di kamar ini bersama anak angkat Soekarno dan Inggit Ganarsih ini. Di rumah ini juga terdapat kostum dari perkumpulan sandiwara monte carlo asuhan bung Karno dan Inggit Ganarsih beserta para sahabatnya, A.M. Hanafi, Zahari Tani dan Manaf Sofian.

Tempat tidur Bung Karno dan Inggit

Tempat tidur Ratna Djuami dan Kartika 

Kostum Monte Carlo


Pada bagian belakang rumah terdapat beranda belakang yang terbuka dengan halaman yang luas. Di sana juga terdapat kamar pembantu, gudang dan sumur tua yang konon jika cuci muka di sumur tersebut dipercaya bisa awet muda.
Sumur tua 

Beranda belakang rumah Bung Karno


Awal mula kisah cinta bung Karno dan Fatmawati
Saat diasingkan di Bengkulu, bung Karno kedatangan tamu dari keluarga Hassan Din, tokoh muhammadiyah asal Curup, kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. Hassan Din membawa serta anak perempuannya yang pada saat itu masih belia bernama Fatmawati. Inilah yang manjadi awal mula pertemuan bung Karno dan Fatmawati. Dalam pertemuan ini Hassan Din mengutarakan maksudnya pada bung Karno untuk mengajar di sekolah Muhammadiyah dan beliau menyetujuinya.

Fatmawati

Fatmawati yang juga bersekolah di sekolah tersebut lalu tinggal bersama bung Karno dan keluarganya di rumah bung Karno. Ia menjadi sahabat Ratna Djuami dan tidur bersama di kamar yang sama.

Siapa sangka, bung Karno menaruh hati pada Fatmawati dan hal ini sangat sulit diterima oleh Inggit. Ibu Inggit sangat marah dan kecewa pada saat bung Karno mengutarakan niatnya ingin menikahi Fatmawati karena beliau ingin mempunyai anak dari keturunannya sendiri (bung Karno tidak memiliki anak kandung dari Inggit). Dengan tegas Inggit mengatakan bahwa ia minta diceraikan karena tidak ingin dimadu.

Bung Karno dan ibu Inggit Ganarsih

Begitu pula dengan Fatmawati, ia tidak ingin dipoligami. Ia baru akan menerima pinangan bung Karno jika beliau sudah resmi bercerai dengan Fatmawati. Pada 1942 bung Karno resmi bercerai dengan Inggit dan setahun kemudian 1943 beliau menikah dengan Fatmawati. Dari pernikahannya dengan Fatmawati, bung Karno memiliki lima orang anak, yakni Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra.

Fatmawati menjadi ibu negara pertama Indonesia dan merupakan penjahit bendera pusaka merah putih yang dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Beliau adalah seorang istri presiden pertama Indonesia yang melahirkan presiden kelima Indonesia, yaitu Megawati Soekarnoputri.

Saat ini rumah pengasingan Bung Karno menjadi salah satu warisan sejarah budaya Bengkulu di bawah Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi, karena Bengkulu masuk dalam wilayah kerja BPCB Jambi bersama dengan provinsi Sumatra Selatan, Jambi dan Bangka Belitung. Pada tanggal 2 September lalu Blogger Bengkulu mendapatkan undangan dari Media Center Provinsi Bengkulu untuk berkunjung ke rumah pengasingan bung Karno ini. Selain berwisata kita juga akan menambah pengetahuan sejarah saat berkunjung ke rumah pengasingan ini.

Yuk berwisata sejarah! Kalau bukan kita siapa lagi yang akan mencintai sejarah bangsa kita?




Rabu, 06 September 2017

Benteng Malborough, Wisata Sejarah Kekinian

Benteng Malborough merupakan benteng pertahanan terbesar Inggris di kawasan asia tenggara. Benteng ini dibangun pada masa pemerintahan East India Company (EIC) di Bengkulu. Selain pernah dikuasi East India Company selama 140 tahun, benteng ini juga pernah dikuasai  Belanda tahun 1825-1940, Jepang tahun 1942-1945 dan sejak masa kemerdekaan 1945-sekarang benteng ini dikuasai oleh bangsa Indonesia. 

Benteng yang berada di kota Bengkulu ini merupakan salah satu warisan sejarah budaya Bengkulu yang dijadikan destinasi wisata Bengkulu. Benteng ini dibuka setiap hari, untuk masuk ke dalam benteng cukup dengan membayar Rp 5000 untuk dewasa dan Rp 3000 untuk anak-anak.

Sejarah Fort Malborough
Pembangunan Fort Malborough berlangsung selama lima tahun dibawah pimpinan empat Deputi Gubernur. Pekerjaan bangunan benteng dilakukan beberapa tahap, pertama diawali oleh Joseph Collet tahun 1712 sampai 1714. Collet membangun dinding benteng, gerbang utama, blok hunian, anjungan senjata dan bastion. 

Tahap berikutnya pembangunan pagar keliling, pintu masuk, blok hunian dari kayu, kantor, ruang benda berharga, hunian. Pada 24 Agustus 1714, collet menggambarkan keberhasilannya membangun Fort Malborough dalam sebuah surat “…. I shall be glad to hear what a reflections will be made in England on my assurance in christ’ning the new fort and town, I am now building MALBOROUGH….”

Pembangunan dilanjutkan oleh Thiophilus Shyllinge (1716-1717), Richard Farmer (1717-1718) dan Thomas cooke (1718). Dokumen tertulis yang melukiskan denah fort malborough tercatat pada tahun 1799. Bangunan benteng ini terdiri dari gerbang utama, dua pintu masuk, hunian khusus petinggi kongsi dagang, ruang jaga, hunian untuk konsul, pekerja, dan pencatat, gudang, sarana bendera, sumur, ruang daya dan hunian privat (prajurit).

Pada saat itu benteng ini berfungsi sebagai kantor dagang, benteng pertahanan dan pemukiman. Benteng ini berkembang menjadi sebuah kota dengan keragaman status, pekerjaan, profesi dan aktivitas penghuninya. Dikatakan bahwa cikal bakal kota Bengkulu bermula dari Fort Malborough ini. Selain itu benteng ini juga berfungsi sebagai benteng pertahanan Inggris di Hindia Timur tahun 1741-1749.

Karakteristik Bangunan
Fort Malborough menempati lahan seluas 44.100,5 m2 , panjang 204,5 m dan lebar 170,5 m. Benteng ini dibangun di tanah yang tinggi. Untuk meninggikan tanah tersebut dibuat kanal-kanal yang berfungsi untuk mempersulit akses masuk ke benteng. Lantai benteng terbuat dari marmer hitam yang masih memperlihatkan sisa-sisa moluska pada permukaannya. Marmer ini khusus didatangkan dari Madras India. 

Dinding benteng memiliki ketebalan yang berbeda antara bagian luar dan dalam. Material dari dinding ini berupa campuran kapur, pasir dan susunan bata. Atap benteng berbantuk datar merupakan ciri khas struktur atap iklim Eropa.

Sementara struktur atap limasan akulturasi desain Barat dan Timur. Genteng atap berasal dari Palembang dan Batavia. Pada beberapa bagian benteng masih terdapat lukisan pabrik asal genteng; Tan Liok Tjau Batavia Java; Stoon-Panen (v) Fabriek ven Echt; Tick El Werken, Palembang; Petrus Recout & Co Maastrich.



Fort Malborough sebagai bangunan benteng terdiri dari beberapa bagian bangunan sesuai dengan kaidah benteng. Sampai saat ini Fort Malborough dianggap memiliki bagian bangunan yang lengkap sebagaimana mestinya sebuah benteng. Bangunan ini memiliki Ravelin, Bastion, Curtine, Glacis, dan Day Moat (parit kering).

Garnisun Eropa dan Madras Sepoy
Fort Malborough sebagai benteng pertahanan dilengkapi oleh armada militer, dalam terminilogi kongsi dagang (East India Company) disebut dengan garnisun. Garnisun East India Company sebagian besar didatangkan dari India dan London, walaupun ada juga yang berasal dari penduduk lokal (Bencoolen). Masing-masing armada memiliki atribut berbeda-beda sesuai dengan asal armadanya. 

Kehadiran armada militer di Fort Malborough dilengkapi dengan persenjataan militer dalam rangka mengantisipasi berbagai serangan, baik dari penduduk lokal maupun bangsa Eropa lainnya. Persenjataan militer yang masih dapat ditemui di benteng saat ini adalah meriam dan peluru yang masih terjaga dengan baik.

Deretan Meriam Peninggalan EIC


Selain digunakan sebagai tempat wisata bersejarah, benteng ini juga memiliki spot-spot yang bisa digunakan untuk berfoto yang menarik loh.
1. Landmark Fort Malborough

Tulisan Fort Malborough ini terletak dibagian luar benteng yang menghadap ke pantai tapak paderi. Landmark ini dibangun sekitar lebih dari satu tahun yang lalu, bersamaan dengan pembangunan ruang pameran yang ada di bagian dalam benteng. Belum lengkap rasanya jika belum berfoto di landmark ini jika berkunjung ke Fort Malborough. Untuk berfoto di sini kita tidak akan dipungut biaya alias gratis.

2. Pintu masuk Benteng Malborough


Selain landmark tadi, pintu masuk benteng Malborough juga menjadi spot foto favorit pengunjung. Terdapat jembatan yang menghubungkan pintu masuk dengan gerbang utama benteng.
3. Deretan Ruang Tahanan
Photo By @Komikendy

Deretan ruang tahanan yang menjadi saksi bisu kehidupan benteng dimasa lalu ini juga bagus untuk dijadikan tempat berfoto yang instagramable.

4. Rumah Bekas Hunian

Rumah bekas hunian di dalam benteng ini memiliki jendela-jendela dengan bentuk zaman dahulu (kuno) yang masih terawat dengan baik dan tentu saja bisa dijadikan salah satu referensi tempat untuk berfoto.

5. Bagian Atas Benteng

Selain di bagian bawah dari benteng, kita juga bisa mendapatkan spot foto yang bagus di bagian atas benteng. Oh ya jika ingin berfoto di bagian atas benteng ini disarankan pagi atau sore, karena jika siang hari bagian atas benteng ini akan terasa sangat panas.

Selain spot-spot foto yang kekinian, di dalam benteng Malborough juga terdapat fasilitas yang dapat digunakan sebagai petunjuk atau keterangan tentang benteng dari masa lalu.
1. Ruang Pameran

Replika ilustrasi soekarno yang menolak permintaan Belanda untuk merancang tugu peringatan

Terdapat dua ruang pameran di dalam benteng Malborough. Di dalam ruang pameran terdapat benda-benda bersejarah sejak zaman pendudukan EIC di Bengkulu. Mulai dari mata uang yang bertuliskan Malborough yang merupakan mata uang khusus yang digunakan di Bengkulu saat itu. Ada juga surat perintah kerajaan Inggris untuk pemimpin EIC di Bengkulu, bongkahan peluru meriam, dll. 

Di ruang pameran tersebut juga terdapat replika patung soekarno dan salah seorang pemimpin Belanda yang meminta soekarno merancang tugu peringataan untuk Belanda. Soekarno menolak dengan halus dengan cara meletakkan tiga buah bongkahan batu sebagai rancangan pembangunan tugu tersebut. Selain itu masih banyak benda-benda bersejarah dan keterangan petunjuk yang berkaitaan dengan benteng ini dari zaman pembangunan hingga zaman kemerdekaan.

2. Ruang Audio Visual

Saat ini baru saja di launching ruang audio visual di dalam benteng Malborough. Ruangan ini menyerupai ruang bioskop yang dapat menampung sekitar 30 orang. Di ruangan ini pengunjung dapat menyaksikan video tentang sejarah masuknya East India Company ke Bengkulu, pembangunan benteng, masa pendudukan benteng yang dikuasai mulai dari East India Company, Belanda, Jepang hingga zaman kemerdekaan. Beruntung banget karena Blogger Bengkulu mendapat undangan dari Media Center Provinsi Bengkulu untuk dapat menyaksikan pemutaran video di ruang audio visual ini.

Nah itu tadi penjelasan tentang benteng Malbrough yang bisa dijadikan referensi tempat wisata sejarah. Selain mendapatkan pengetahuan tentang sejarah dari benteng Malborough ini, di sini kita juga bisa mendaptkan spot-spot foto yang kekinian dan tentunya instagramable

Oh iya, benteng Malborough ini dikelola oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi. Kenapa BPCB Jambi? Karena Provinsi Bengkulu masuk ke dalam lingkup kerja dari BPCB Jambi bersama dengan provinsi Sumatra Selatan, Bangka Belitung dan Jambi. Selain benteng Malborough ada juga rumah Pengasingan Bung Karno yang dapat dikunjungi untuk berwisata sejarah. Yuk wisata sejarah. Siapa lagi yang akan mencintai sejarah bangsa sendiri kalo bukan kita?


Facebook: Cagar Budaya Jambi
Twitter : @cgarbudayajambi
Instagram: @cagarbudayajambi



Selasa, 05 September 2017

Jejak Peninggalan Inggris di Bengkulu

Kira-kira kalo membayangkan Inggris apa yang ada dalam benak kalian? Ratu Elizabeth, Istana Buckingham, Big Ben, Tower Bridge, atau yang lainnya? Hmmm kalo aku sih selain membayangin yang aku sebutin tadi aku juga kepikiran sama suasana sekolah di Inggris. Yeah! Sekolah di Inggris!
Maksud hati ingin kuliah di Inggris tapi apa daya kesempatan belum sampai :D. Dari dulu sampai sekarang Inggris tetap menjadi negara tujuanku untuk lanjut kuliah. Kenapa? Duh panjang kalo mau dijelasin di sini. Nah, berhubung melanjutkan kuliah di Inggrisnya belum kesampaian, sekarang aku nulis dulu peninggalan Inggris di Bengkulu nih dan sambil tetep berharap banget bisa lanjut kuliah di sana hehehe aamiin :D

1. Fort Malborough


Fort malborough atau benteng malborough merupakan benteng pertahanan terbesar Inggris di Asia Tenggara. Benteng ini didirikan atas inisiasi dari Joseph Collet untuk menggantikan Fort York karena kondisinya yang telah buruk dan tidak layak digunakan sebagai benteng pertahanan. Pembangunan benteng malborough terjadi dari tahun 1714-1719. Selian sebagai wisata sejarah, sekarang benteng ini sering dijadikan tempat foto kekinian, terlebih sekarang sudah ada ruang pameran dan ruang audio visual. Sejarah dan kondisi lebih lengkap tentang benteng malborough bakalan aku bahas di postingan selanjutnya ya :)
Jln. Benteng Kebun Keling
Kec Teluk Segara, Bengkulu

Jam Operasional: 08.00-17.00 WIB (buka setiap hari)
Tiket Masuk: Dewasa (Rp 5.000), anak-anak (Rp 3.000)

2. Tugu Thomas Parr


   Tidak jauh dari benteng malborough atau sekitar 170 meter ke arah tenggara dari Benteng Malborough terdapat tugu peringatan atas terbunuhnya Thomas Parr atau masyarakat Bengkulu sering menyebutnya tugu bulek (bundar). Thomas Parr merupakan residen Inggris yang sangat kejam. Ia menerapkan kebijakan dengan mengontrol semua aspek perdagangan, membubarkan Laskar Bugis, mencampuri keputusan pengadilan, dan tanam paksa kopi. Kebijakan yang dilakukannya itu mengakibatkan kekecewaan dan kebencian terhadap Parr. 23 Desember 1807 di rumah kediamannya yang disebut "Mount Felix" sekelompok orang melakukan penyerangan dan pembunuhan.
   Akibat peristiwa ini, Parr terbunuh dan istrinya terluka. Charles Murray sekretaris Parr yang berusaha melindunginya juga meninggal pada 7 Januari 1808. Thomas Parr dan Charles Murray dimakamkan di dalam benteng Malborough. Ia memerintah di Bengkulu tahun 1805 sampai 1807, untuk memperingati jasanya Kerajaan Inggris membangun tugu Thomas Parr.
3. Kantor Pos Lama


Di sebelah tugu Thomas Parr terdapat sebuah kantor pos yang dibangun tahun 1817 pada masa pemerintahan Inggris  di Bengkulu. Kantor pos ini merupakan kantor pos pertama dan tertua di Bengkulu. Design bagunan ini sangat bernuansa rumah atau kator dengan kebudayaan Inggris yang memiliki loteng dan tempat perapian untuk menghangatkan tubuh. Sekarang kantor pos ini sudah tidak digunakan, namun kantor post baru dibangun di sebelah bangunan ini.

4. Rumah Thomas Stamford Raffles


Tidak jauh dari benteng malborough atau sekitar 300 meter ke arah utara dari benteng terdapat sebuah rumah yang dulunya digunakan sebagai tempat kediaman dari Raffles yang merupakan gubernur Inggris pertama dan terakhir di Bengkulu. Selama tugasnya di Bengkulu sejak tahun 1818, Raffles dan keluarganya tinggal di rumah dinas di luar Benteng Malborough. Saat ini rumah Raffles digunakan sebagai rumah dinas gubernur Bengkulu. Oh iya di depan (seberang) rumah dinas gubernur ini terdapat lapangan merdeka yang bisa dikatakan sebagai alu-alun kota Bengkulu dan dijadikan pusat kegiatan-kegiatan besar di Bengkulu, contohnya festival tabot.

5. Makam Inggris


   Selain bangunan-bangunan bersejarah tersebut, peninggalan Inggris yang tidak kalah menarik di Bengkulu adalah makam Inggris. Makam ini digunakan sebagai tempat pemakaman masyarakat Inggris yang meninggal di Bengkulu pada masa pemerintahannya di sini. Oh iya empat orang anak Raffles yang meninggal di Bengkulu pun dimakamkan di tempat pamakaman ini. Leopold Stamford (3), anak kedua Raffles meninggal tahun 1821. Setahun kemudian Stamford Marsed (2) anak ketiga yang lahir di Bengkulu meninggal karena radang usus. Beberapa hari kemudian, anak pertama Raffles, Charolatte (4) juga meninggal karena penyakit yang sama (14 Januari 1822). Terakhir anak kelima Raffles juga meninggal pada 28 November 1822. 
   Makam Inggris ini berada di kel. Jitra, letaknya tidak jauh dari Benteng Malborough tadi atau hanya sekitar 5 menit perjalanan menggunakan motor/mobil. Untuk masuk ke tempat ini kita hanya perlu mengisi buku tamu dan membayar seikhlasnya kepada penjaga makam. Makam ini buka setiap hari, jadi bisa datang kapan pun ya.

Nah itu tadi peninggalan-peninggalan Inggris yang ada di kota Bengkulu. Semoga setelah membaca blogpost aku ini kita bisa sama-sama kuliah di Inggris. Eh salah, semoga kita sama-sama memiliki pengetahuan baru tantang peninggalan dari masa pemerintahan Inggris di Bengkulu.