| 6 Kejahatan dalam Perbankan Digital dan Tips Menghindarinya | Puspita Yudaningrum - Blogger Traveling and Lifestyle

Top Social

Sabtu, 18 Maret 2023

6 Kejahatan dalam Perbankan Digital dan Tips Menghindarinya

 

Sumbar: https://www.freepik.com/

Kini berbagai aktivitas transaksi keuangan menjadi semakin mudah berkat adanya layanan digital banking. Namun di samping itu, tindak kejahatan pun juga berkembang semakin canggih. Kejahatan di dunia perbankan digital kini semakin marak dan dilakukan dengan berbagai modus.


Aksi kejahatan digital atau cyber crime bisa membahayakan dan merugikan nasabah perbankan. Para pelaku kejahatan biasanya menyasar mobile banking milik korbannya untuk disalahgunakan. Apa itu mobile banking sudah bukan hal asing lagi di masyarakat sekarang. Modus yang digunakan pelaku untuk menjebak korbannya pun bermacam-macam.


Saat korban terjebak dalam modus kejahatan tersebut, pelaku akan mencuri data hingga meretas mobile banking milik korban. Oleh karena itu, Anda perlu tahu apa saja modus-modus kejahatan di dunia perbankan digital dan bagaimana cara mencegahnya.


Modus Kejahatan dalam Perbankan Digital

Setiap orang kini perlu berhati-hati dan bijak dalam melakukan aktivitas digital. Hal ini perlu Anda lakukan untuk menghindari aksi kejahatan digital atau cyber crime, mengingat sekarang modus yang digunakan sudah bermacam-macam. Beberapa waktu yang lalu contohnya, pelaku cyber crime mencoba menjebak korbannya dengan modus link undangan digital, link bansos, hingga foto paket barang.

 

Untuk mengantisipasi tindakan cyber crime, Anda perlu tahu modus-modus kejahatan dalam dunia perbankan digital sebagai berikut ini:

1. Pharming

Pharming adalah jenis cyber crime yang berbahaya karena lebih sulit diidentifikasi. Pelaku pharming menyasar pengguna internet yang ingin mengakses suatu website. Pharming akan bekerja dengan mengarahkan pengguna tersebut ke website palsu. Sementara itu korbannya tidak sadar atau mengetahui jika aksesnya sedang dialihkan.

 

Tujuan dari pemalsuan website tersebut adalah untuk merekam data pribadi penggunanya. Data-data yang diambil, di antaranya username dan password, nomor akun, hingga informasi penting lainnya. Situs atau platform yang biasanya menjadi target kejahatan ini, yaitu toko online, situs perbankan, dan lainnya.


2. Spoofing

Jenis cyber crime lainnya yang perlu diwaspadai adalah spoofing. Spoofing adalah tindakan penipuan online yang dilakukan dengan identitas palsu atau menyamar sebagai pihak tertentu. Pelaku kejahatan ini biasanya akan berkedok sebagai suatu organisasi atau individu yang sudah dipercaya atau dikenali.

 

Aksi penyamaran bertujuan untuk memancing simpati atau kepercayaan dari korbannya. Ketika korban sudah terjebak, pelaku akan langsung mencuri data, merusak sistem keamanan, hingga menguras uang. Modus kejahatan spoofing dilakukan melalui berbagai macam bentuk, mulai dari spoofing email, spoofing ID penelepon, spoofing website, spoofing IP, spoofing server, dan lainnya.


3. Keylogger

Sumber: unsplash.com

Modus kejahatan di era digital lainnya yang perlu Anda waspadai adalah keylogger. Aksi kejahatan ini dilakukan memakai software yang bisa merekam aktivitas pada keyboard komputer. Keylogger akan bekerja ketika korbannya mengetik di keyboard, misalnya mengetik username dan password media sosial. Perekaman keyboard akan berjalan tanpa sepengetahuan korbannya.

 

Aksi kejahatan ini dilakukan untuk mencuri data atau informasi penting dari korban. Tak hanya informasi akun media sosial, keylogger juga sering digunakan untuk mencuri data e-banking, akun website, dan lainnya.


4. Sniffing

Sniffing adalah aksi peretasan paket data melalui jaringan internet yang tersambung di perangkat milik korbannya. Tindakan peretasan ini dilakukan untuk mengambil data atau informasi penting milik korbannya. Data yang telah diambil akan digunakan secara ilegal untuk merugikan korbannya.

 

Tindakan sniffing terjadi ketika korban sedang terhubung dengan jaringan internet yang bersifat publik. Pelaku sniffing akan memasukan APK atau program berbahaya untuk mencuri data-data penting milik korbannya, seperti email, akun media sosial, hingga akun mobile banking.


5. Phising

Modus cyber crime lain yang perlu Anda waspadai adalah phising. Phising dilakukan dengan teknik pengelabuan untuk mendapatkan informasi atau data penting dari korbannya. Pelaku phising biasanya menampakkan diri sebagai pihak atau institusi terpercaya, kemudian meminta korbannya memberikan informasi pribadi secara sukarela dan tanpa sadar.

 

Cara kerja phising dilakukan menggunakan website atau email palsu untuk memancing korbannya. Data yang biasanya menjadi sasaran aksi kejahatan ini adalah data pribadi, akun media sosial, hingga informasi rekening. Data tersebut diambil kemudian digunakan untuk tindakan yang merugikan korbannya. 


6. Card Trapping

Card trapping juga termasuk dalam kejahatan di dunia perbankan. Card trapping dilakukan dengan mengambil fisik kartu menggunakan benda seperti lidi, korek api, plastik, benang, hingga lem. Benda-benda tersebut dipasang pada slot kartu di mesin ATM agar kartu milik korbannya tersangkut di mesin ATM.

 

Saat kartu ATM milik korban sudah tersangkut, pelaku akan mulai beraksi. Biasanya pelaku akan berpura-pura menawarkan bantuan untuk mengetahui PIN kartu ATM korban. Selain itu, pelaku biasanya memakai cara dengan memasang kamera kecil untuk merekam aktivitas korban di mesin ATM. Saat korban meninggalkan ATM, pelaku akan mengambil kartu yang tersangkut tersebut.

 

Tips Mengamankan Mobile Banking

Supaya terhindar dari berbagai aksi kejahatan di atas, Anda perlu menggunakan mobile banking secara bijak. Berikut sejumlah tips mengamankan mobile banking agar tidak menjadi korban cyber crime.


1. Menggunakan Jaringan yang Aman

Akses WiFi publik atau WiFi gratis kini sudah tersedia di banyak tempat. Meski bisa menghemat kuota, Anda perlu berhati-hati saat akan menyambung ke jaringan WiFi publik. Penggunaan WiFi publik bisa memberi ruang bagi pelaku cyber crime karena akses jaringan tidak dilapisi pengamanan seperti password dan username.

 

Kondisi tersebut memudahkan peretas mengakses atau membobol akun di perangkat Anda. Oleh karena itu, sebaiknya hindari penggunaan jaringan WiFi publik. Pastikan Anda menggunakan jaringan yang aman.


2. Menjaga Kerahasiaan Akun

Selalu jaga kerahasiaan akun mobile banking Anda. Pastikan hanya Anda yang tahu username dan password untuk login ke akun mobile banking Anda. Meski mobile banking sudah dilengkapi dengan keamanan yang ketat dari perbankan, Anda wajib merahasiakan informasi atau data akun jangan sampai ada orang lain yang tahu.


3. Mengaktifkan Fitur Autentikasi

Cara lain yang bisa Anda lakukan untuk mengamankan mobile banking adalah mengaktifkan fitur autentikasi. Fitur ini selalu disediakan oleh pihak bank untuk mengamankan layanan mobile banking. Saat fitur ini aktif, maka setiap transaksi di mobile banking Anda akan diminta persetujuan melalui kode OTP. Pastikan hanya Anda yang tahu kode OTP tersebut.


4. Selalu Upgrade Aplikasi

Tips lain yang perlu Anda lakukan adalah selalu mengupdate aplikasi. Pembaruan aplikasi mobile banking biasanya disediakan oleh perbankan secara berkala. Tujuan update aplikasi yakni untuk meningkatkan keamanan dan layanan pada nasabah. Oleh karena itu, Anda harus rajin update aplikasi ke versi baru supaya akun Anda tetap aman.

 

Gunakan Mobile Banking PermataMobile X

Salah satu mobile banking yang didukung dengan keamanan super ketat adalah PermataMobile X.  Mobile banking ini telah di support dengan keamanan tingkat tinggi untuk melindungi data nasabahnya, sehingga bisa bertransaksi secara aman dan nyaman.

 

Apa itu mobile banking PermataMobile X? PermataMobile X adalah platform keuangan digital yang disediakan oleh PermataBank untuk memudahkan transaksi di era digital. Mobile banking ini bisa anda unduh di Play Store dan App Store. Selain menjamin keamanan data nasabahnya, PermataMobile X juga menyediakan ratusan fitur transaksi yang bisa Anda manfaatkan.

 

Berbagai manfaat m banking PermataMobile X yang bisa Anda nikmati, di antaranya transfer dana dengan BI-fast, membayar tagihan (listrik, internet, cicilan, dan lainnya), fitur login dengan Face ID dan fingerprint, kartu kredit, mengelola kartu kredit (seperti mengubah transaksi jadi cicilan, aktivasi kartu kredit, dan sebagainya), WhatsApp gift, QR pay, investasi, top up e-wallet, cek mutasi rekening hingga 12 bulan, serta tarik tunai tanpa kartu di PermataATM dan Indomaret dengan fitur Mobile Cash.


Informasi lebih lengkap mengenai apa itu mobile banking PermataMobile X dan cara pendaftarannya bisa Anda baca melalui laman https://www.permatabank.com/id/permatamobilex 

 

Be First to Post Comment !
Posting Komentar